
St.Fransiskus.id. Sukacita besar meliputi seluruh umat Paroki St. Fransiskus Assisi Padang Bulan, Keuskupan Agung Medan. Ribuan umat dari Paroki, Stasi dan Lingkungan berkumpul di Pardede Hall, Medan, Minggu 05 Oktober 2025, untuk bersama-sama merayakan Pesta Emas 50 Tahun Paroki St. Fransiskus Assisi Padang Bulan. Perayaan agung ini mengusung tema:
“Berjalan Bersama dalam Iman: Mendengarkan, Meneguhkan, dan Mewartakan kristus untuk perdamaian ditengah Keluarga, Gereja dan Masyarakat.”

Perayaan yang megah dan penuh makna ini diawali dengan Perayaan Ekaristi Syukur yang dipimpin oleh Mgr. Kornelius Sipayung, OFMCap, Uskup Agung Medan, didampingi oleh para Imam Fransiskan Conventual yang pernah dan sedang berkarya di paroki ini. Suasana misa berlangsung khidmat dan meriah dengan lantunan paduan suara umat paroki yang membawakan lagu-lagu rohani bernuansa syukur dan persaudaraan.
Momentum Syukur atas 50 Tahun Kasih dan Pelayanan

Dalam homilinya, Mgr. Kornelius mengajak seluruh umat untuk menengok kembali perjalanan panjang paroki selama lima puluh tahun terakhir sebagai bukti nyata penyertaan Tuhan. “Usia lima puluh tahun bukanlah waktu yang singkat. Paroki ini telah menjadi ladang subur tempat benih iman tumbuh, tempat kasih Tuhan dialami, dan tempat banyak jiwa menemukan panggilan hidupnya,” ujar beliau.
Lebih lanjut, Uskup Agung Medan menegaskan pentingnya semangat sinodalitas—berjalan bersama dalam iman, saling mendengarkan dan meneguhkan—sebagaimana tema besar yang diangkat:
“Berjalan Bersama dalam Iman: Mendengarkan, Meneguhkan, dan Mewartakan Kristus untuk Perdamaian di Tengah Keluarga, Gereja, dan Masyarakat.”
Perayaan yang Penuh Sukacita dan Persaudaraan

Setelah Ekaristi, acara dilanjutkan dengan perayaan kebersamaan umat yang diwarnai berbagai penampilan seni dan budaya. Panggung utama dimeriahkan oleh Maria Calista, Perkolong-kolong Samuel Sembiring – Sri Dewi, serta Pagelaran budaya oleh Anton Sitepu yang menampilkan kekayaan budaya Batak dan semangat inkulturasi iman Katolik di tanah Sumatera Utara.
Senyum dan tawa umat mewarnai sepanjang acara. Anak-anak, orang muda, dan para lansia bersatu dalam kegembiraan. Panitia juga mempersiapkan doorprize dengan ratusan hadiah menarik, mulai dari sepeda, alat rumah tangga, hingga perlengkapan elektronik, yang menambah semarak pesta iman ini.
Sejarah Singkat Paroki Padang Bulan Medan

Pada tahun 1975, para misionaris OFMConv., yang sudah berkarya di paroki St. Yosep – Deli Tua (mulai tahun 1968) dan Paroki “Sang Penebus” – Bandar Baru (mulai dari tahun 1971), semakin meningkat dalam jumlah dan semangat berkarya mereka. Kemudian mereka meminta kepada Uskup Medan pada waktu itu, Mgr. Ferrerius Van Den Hurk, OFMCap. lahan baru sebagai tempat menjalankan karya kerasulan di daerah yang jauh guna memperluas daerah yang sudah diserahkan kepada mereka sebelumnya.
Oleh Mgr. Antonius Van Den Hurk, OFMCap. dipilihlah daerah pinggiran kota Medan (Padang Bulan) yang berdampingan dengan Paroki Delitua. Beliau secara resmi mengajukan untuk mengambil alih stasi misionaris St. Paulus di Pasar Baru – Padang Bulan, yang sebelumnya adalah bagian Paroki St Antonius – Hayam Wuruk, yang memiliki kira-kira 1000 umat. Akan tetapi di kemudian hari, daerah itu masih dirasakan terlalu kecil, maka diputuskan untuk mengambil sebagian dari daerah Paroki Delitua yang berdekatan dengan daerah baru tersebut, yaitu beberapa stasi yang sebelumnya menjadi bagian wilayahnya yaitu Pancur Batu dan Kutalimbaru, seluruhnya mencakup 8 stasi yang memiliki 2.500 umat. Sejak saat itulah secara resmi para misionaris OFMConv. Telah memulai karya kerasulan mereka di daerah pinggiran kota Medan, di Padang Bulan.
Pastor Paroki yang perdana adalah P. Umberto Davoli, OFMConv. Beliau berusaha keras memberikan pelayanan yang terbaik sebagai penggerak untuk mengumpulkan semua umat Katolik dan mengaktifkan paroki baru tersebut. Akan tetapi karena kondisi kesehatannya yang memburuk, maka beliau tidak dapat bertahan lama untuk tinggal dan berkarya di tengah-tengah umat di Padang Bulan. Ia akhirnya kembali ke Italia. Setelah masa transisi yang singkat, akhirnya pada tahun 1977, P. Antonio Murru, OFMConv. dipilih sebagai pastor paroki untuk melanjutkan karya pelayanan yang sudah dimulai P. Umberto Davoli, OFMConv. P. Antonio Murru, OFMConv. menjabat sebagai parokus selama beberapa periode hingga tahun 1989. Sampai saat ini, beliau adalah pastor yang paling lama bertugas sebagai pastor paroki di Padang Bulan. Selama masa beliau menjadi pastor paroki, ia bersama dengan saudara-saudaranya OFMConv. yang lain dan para katekis awam bersama-sama membangun dan mengembangkan paroki ini sampai ke pelosok desa di luar kota Medan. Dengan berkat Allah dan kerja keras mereka, paroki ini pun berkembang secara terus menerus. Perhatiannya pada pengembangan iman, sosial ekonomi, pendidikan, kesehatan masyarakat membuat banyak orang tertarik untuk menjadi Katolik. Jumlah umat, pengetahuan agama dan iman Katolik berkembang secara significant. Bahkan dari paroki ini kemudian muncul calon-calon imam, biarawan-biarawati dan guru agama. Sumbangan umat, baik secara materi maupun tenaga dan perhatian tetap mengiringi karya misi di paroki ini.
Selain yang telah disebut di atas, ada satu hal penting lain yang perlu diingat pada masa P. Antonio Murru, OFMConv. yakni adanya rencana untuk membangun gereja baru bagi paroki. Bangunan gereja yang sederhana di Pasar Baru sudah tidak cukup untuk menampung umat dalam merayakan ibadat karena perkembangan jumlah umat yang semakin bertambah banyak. Maka direncanakanlah untuk membangun sebuah gereja paroki yang lebih besar untuk menampung umat dalam beribadat. Para pengurus gereja dan umat ternyata juga memiliki pemikiran yang sama. Maka dicarilah lokasi bagi gereja baru yang sudah direncanakan tersebut dan akhirnya dibelilah sebidang tanah di Pasar VI, Jln. Bunga Ester, Kel. Padang Bulan Selayang II, Medan. Pastoran kemudian dibangun di tanah yang baru dibeli tersebut. Namun rencana pembangunan gereja baru yang lebih besar itu tidak pernah terealisasi sampai akhir periode P. Antonio Murru, OFMConv. sebagai pastor paroki St. Paulus – Padang Bulan.

Pastor paroki berikutnya adalah P. Salvatore Sabato, OFMConv., tahun 1989-1992, dan P. Tarcisio Centis, OFMConv. sejak tahun 1992-1996, yang secara bergantian memegang jabatan sebagai pastor paroki dengan P. Giuseppe Brentazolli, OFMConv. Pada masa ketiga pastor ini, perkembangan umat dan paroki terus berlanjut dengan metode pelayanan yang hampir sama dengan pastor paroki sebelumnya.
Satu hal penting terjadi pada sekitar tahun 1995 yakni peletakan batu pertama bagi pembangunan gereja baru paroki di Pasar VI, yakni pada masa P. Tarcisio Centis, OFMConv. sebagai pastor paroki. Rencana yang sudah digagas oleh sebelumnya P. Antonio Murru, OFMConv. ini akhirnya mulai terealisasi. P. Antonio Razzoli, OFMConv., dipilih sebagai ketua pelaksana pembangunan sekaligus sebagai arsitek dan bendahara pembangunan. Pembangunan ini melibatkan seluruh umat, baik dalam hal dana, materi maupun tenaga dan perhatian. Dana berasal dari dana misi OFMConv. untuk misi di Indonesia, para donatur dan sumbangan umat. Gereja tersebut akhirnya selesai dibangun dan rampung pada tahun 1996. Gereja baru itu diberi nama Gereja St. Fransiskus Assisi.
Paroki St. Paulus menjadi Paroki St. Fransiskus Assisi – Padang Bulan

Selesainya gereja baru paroki di Pasar VI sebagaimana yang telah disebut di atas adalah peristiwa penting dalam sejarah paroki St. Paulus, Padang Bulan – Medan. Gereja St. Fransiskus Assisi tersebut pada tahun yang sama, tahun 1996, kemudian menjadi gereja induk paroki. Nama paroki kemudian menjadi Paroki St. Fransiskus Assisi, Padang Bulan – Medan (sedangkan Gereja St. Paulus, gereja paroki sebelumnya kemudian menjadi salah satu stasi dari paroki). P. Antonio Razzoli, OFMConv. kemudian menjadi pastor paroki pada tahun yang sama (1996) hingga tahun 2000.
Paroki ini pun kemudian semakin berkembang dalam berbagai aspek hingga saat ini. Pastor paroki yang berikutnya adalah P. Simson Sitepu, OFMConv. tahun 2000-2004, P. Joseph Lesta Pandia, OFMConv. tahun 2004-2010, P. Maximilianus Kalef Sembiring, OFMConv. (2010-2021), RP. Simon Kemit, OFMConv. (2012-2013), RP. Andreas Elpian Gurusinga, OFMConv (2013 – 2024), RP. Lucio Adrianus Engkar, Conv (2024 sampai sekarang).
Hingga tahun 1993, Paroki St. Fransiskus Assisi, Padang Bulan – Medan mencakup 21 stasi dengan 11.000 umat. Kemudian menurut data statistik Keuskupan Agung Medan tahun 2009, Paroki St. Fransiskus Assisi, Padang Bulan – Medan, terdiri dari 21 stasi, dengan jumlah umat sebanyak 18.508. Perlu diperhatikan bahwa salah satu dari stasi tersebut, yaitu Stasi St. Yohanes Paulus II, Namo Pecawir, telah menjadi tempat kehormatan untuk menyambut kedatangan Bapa Paus Yohannes Paulus II pada tahun 1989 selama kunjungannya ke pulau Sumatera. Kedatangan Bapa Paus pada tahun 1989 tersebut tentu menjadi momen penting bagi umat paroki ini dan juga sangat berguna bagi perkembangan semangat hidup beriman dari umat.
Pemekaran St. Fransiskus Assisi – Padang Bulan, Medan

Paroki St. Maria – Tanjung Selamat
Pada hari Minggu, tanggal 3 Agustus 1997, Stasi St. Maria Medan Permai, salah satu stasi dari Paroki St. Fransiskus Assisi, Padang Bulan – Medan, secara resmi menjadi paroki baru, dengan nama Paroki Santa Maria, Tanjung Selamat – Medan, berdasarkan Surat Keputusan (SK) No. 453/GP/KA/1997 oleh Mgr. A. G. Pius Datubara OFM Cap., Uskup Agung Medan. Stasi St. Maria Medan Permai berdiri pada bulan Oktober 1987, yang misionarisnya adalah P. Antonio Murru, OFMConv., pastor paroki ke-2 paroki St. Paulus, Padang Bulan – Medan.
Paroki St. Yohanes Paulus, Tuntungan
Demi pelayanan pastoral yang lebih intensif terhadap jumlah umat yang cukup banyak ini oleh ordinaris wilayah dirasa agak mendesak untuk melakukan pemekaran paroki. Maka pada tanggal 12 Oktober 2014 Mgr. Anicetus Bongsu Sinaga, OFMCap menginaugurasi Quasi Paroki St. Yohanes Paulus II, Tuntungan.
Kuasi Paroki St. Fransiskus Xaverius, Simalingkar B
Minggu, 17 Juli 2016, telah dilaksanakan Inaugurasi Paroki St. Fransiskus Xaverius – Simalingkar B, Medan dengan misa yang dipimpin oleh Vikep Medan Hayam Wuruk, RP Harold Harianja OFMCap.

Stasi Stasi Di Paroki Padang Bulan Medan
1. Stasi Santo Laurensius, Simpang Selayang, berdiri pada tahun 1966,
2. Stasi St. Theresia, Perumnas Simalingkar, berdiri tahun 1988
3. Stasi Santo Petrus Simpang Kuala, berdiri tahun 1956
4. Stasi St. Paulus, Pasar Baru, berdiri sejak tahun 1968
5. Stasi St. Yosep, Gedung Johor, berdiri sejak tanggal 01 Januari 2014
Penutup

Dengan penuh harapan, umat Paroki St. Fransiskus Assisi Padang Bulan menatap masa depan yang lebih berakar dalam iman, teguh dalam harapan, dan berbuah dalam kasih. Proficiat
Berikut Link Foto 50 tahun Paroki Padang Bulan :
https://drive.google.com/drive/u/1/folders/1plBUNTNK9qwG7q64jCewG9lti97Vbuan
Dokumentasi : TIM KOMSOS PAROKI PADANG BULAN
Editor : Ronald Sigalingging
Tinggalkan Balasan